Selasa, 29 November 2016

Mukhoyyam SD Afista, Bukan Sekadar Kegiatan Kemah Biasa

Bagi sebagian orang, barangkali kata mukhoyyam masih cukup asing di telinga mereka. Mukhoyyam merupakan kata dalam bahasa arab yang artinya perkemahan. Nah, jika mendengar kata kemah atau perkemahan tentu para pembaca sekalian sudah paham apa yang dimaksud dengan mukhoyyam.

Tanggal 21-23 November 2016 lalu, SD Al-Fityan School Tangerang (SD Afista) mengadakan kegiatan mukhoyyam di Kampoeng Kalapa, Balaraja, Banten. Acara yang berlangsung selama 3 hari 2 malam ini diikuti oleh siswa-siswi kelas 3,4, dan 5 SD. Namun, apakah kegiatan mukhoyyam SD Afista ini sama dengan kegiatan perkemahan pada umumnya? Mari kita simak apa saja kegiatan yang dilaksanakan pada acara  tersebut.

Kegiatan tidur di tenda dan menjelajah alam sekitar adalah hal yang lazim dilaksanakan dalam sebuah acara perkemahan. Tapi pada acara mukhoyyam SD Afista ini, kegiatannya tidak terbatas hanya pada hal-hal tersebut saja. Ada beberapa kegiatan lain yang juga dilaksanakan demi tercapainya tujuan mukhoyyam ini.

Adapun tujuan Mukhoyyam SD Afista adalah:
1. Menguatkan Aqidah.
Terkait Aqidah, pembelajaran di kelas hanya sekedar pengetahuan, maka di mukhoyyam ini bentuk penguatan aqidah para siswa akan dibangun. Para siswa harus yakin bahwa tidak ada yang patut ditakuti kecuali Allah. Pantang bagi mereka takut setan. Maka para guru akan terus memotivasi keberanian mereka di alam.

2. Memahamkan kepada para siswa tentang kehidupan yang sesungguhnya.
Kenapa mukhoyyam harus menginap dan tidur di tenda? Hal ini untuk memahamkan kepada para siswa bahwa tidak selamanya mereka akan hidup enak dan selalu  bersama orang tua. Berkemah juga merupakan simbol dari sebuah kehidupan nyata. Akan ada konflik dengan keluarga, tetangga dan pemerintah. Maka di mukhoyyam ini mereka akan belajar menghadapi konflik, belajar bekerja sama serta belajar mengatasi masalah bersama.

3. Penguatan jasadiyah (fisik)
Melalui kegiatan dan permainan yang telah disiapkan tim panitia, para siswa dilatih kekuatan fisiknya karena dalam sebuah hadist disampaikan bahwa 'Mu'min yang kuat lebih dicintai Allah dari pada mu'min yang lemah' (HR. Muslim)

Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut maka panitia mengadakan beberapa kegiatan seperti solo camp, shalat berjama'ah di alam terbuka, outbond, dan bakti sosial.

Solo camp merupakan kegiatan menjelajah alam di sekitar perkemahan pada malam hari. Dengan berbekal senter, mereka membelah kegelapan sambil melaksanakan tugas menghafal Qur'an Surat Luqman beserta artinya. Pada kegiatan penjelajahan tersebut ada beberapa pos yang harus didatangi dan di tiap pos tersebut mereka harus menyetorkan hafalan.

Dalam Qur'an surat Luqman terdapat ayat yang berisi tentang larangan menyekutukan Allah. Menghafal dan memahami arti ayat tersebut merupakan kegiatan yang terkait dengan tujuan pertama mukhoyyam ini, yaitu tentang penguatan aqidah. Selain menyetor hafalan, di pos-pos tersebut mereka juga diberi pemahaman untuk tidak menyekutukan Allah dan senantiasa berbuat baik serta hormat kepada orang tua.

Siswa-siswi ini sungguh luar biasa, para orang tua sangat terharu ketika mendapatkan informasi dari para guru pendamping bagaimana anak-anak mereka berhasil mengatasi berbagai ketakutan. Terbayang tubuh-tubuh mungil itu berjuang melawan rasa takut di tengah kegelapan malam. Ketakutan lain yang juga harus mereka hadapi adalah ketakutan saat berada tempat yang masih asing. Mereka mampu melakukan ini semua karena adanya rasa yakin bahwa tidak ada yang patut ditakuti kecuali Allah. Hal ini sesuai dengan tema mukhoyyam kali ini, yaitu 'Saya Muslim, Hanya Takut Kepada Allah'.

Kegiatan lainnya adalah outbond. Dipimpin oleh guru mereka, para siswa melakukan aktifitas fisik yang cukup banyak namun menyenangkan. Terlihat wajah-wajah ceria para siswa saat menyusuri pematang sawah, melewati kolam yang airnya cukup dalam, melewati jalanan berlumpur, serta mengikuti berbagai permainan yang seru. Terpeleset, terjatuh, bangkit lagi serta badan penuh lumpur adalah pemandangan yang banyak terlihat pada kegiatan outbond ini. Namun walau lelah, mereka tetap happy.

Para siswa juga belajar banyak hal ketika mengikuti berbagai permainan. Permainan-permainan tersebut ada yang menuntut kerjasama dalam tim, ada yang menantang logika mereka untuk menyelesaikan masalah, serta ada juga yang membutuhkan fisik serta nyali yang kuat. Di sini para siswa belajar bagaimana bekerja sama dalam tim, menempatkan orang-orang sesuai kemampuannya, memahami keterbatasan fisik anggota dalam regu, dan lain sebagainya.

Pengalaman lain yang tak kalah pentingnya adalah pengalaman belajar untuk menyesuaikan diri dengan berbagai kondisi. Hidup di alam terbuka tidaklah senyaman hidup di rumah dengan berbagai fasilitas yang memudahkan. Untuk itu, para siswa dilatih untuk menguatkan fisik mereka, termasuk untuk tetap makan saat mereka mendapati menu makanan yang mungkin tidak sesuai dengan selera mereka.

Akhirnya rangkaian kegiatan mukhoyyam ini ditutup dengan acara bakti sosial dengan membagikan bingkisan kepada warga sekitar. Bingkisan tersebut berasal dari sumbangan para siswa  yang telah mereka kumpulkan sebelum berangkat mukhoyyam.

Tidak mudah memang bagi para siswa untuk melewati dan mengatasi berbagai kondisi yang terjadi di lapangan. Namun itulah mereka, generasi penerus yang sedang belajar memaknai hidup lewat kegiatan di alam terbuka. Dengan semua kegiatan mukhoyyam ini, diharapkan para siswa tidak hanya belajar soal bagaimana rasanya tidur di tenda dan mengenal alam sekitar, namun juga belajar bagaimana menjadi muslim yang ta'at, kuat, dan peduli pada lingkungan.


(Dirangkum berdasarkan informasi dari pihak sekolah, perwakilan komite yang ikut mendampingi ke lapangan, curhatan para orang tua serta tentunya dari cerita ananda tercinta yang mengikuti kegiatan mukhoyyam ini)