 |
Naufal Kecil dengan Baju Barca-nya |
"Naufal perginya pakai baju bola ya, ma."
"Tapi kita kan mau lebaran ke rumah saudara, nak, bukannya mau ke lapangan bola."
"Biarin aja, pokoknya Naufal ga mau pakai baju yang lain, maunya tetap pakai baju bola!"
Perdebatan
ini terjadi antara saya dan Naufal, putera sulung saya, ketika kami
hendak pergi silaturahim ke rumah saudara pada Hari Raya Idul Fitri tiga
tahun yang lalu. Saat itu Naufal masih berumur 4 tahun.
Dia memang
sangat menyukai olah raga sepak bola, termasuk juga olah raga futsal,
serta menyukai hal - hal yang berhubungan dengan olah raga tersebut.
Salah satu kegemarannya adalah memakai kostum tim yang sedang dia sukai.
Hampir di setiap kesempatan dia memakai kostum tersebut, Naufal
menyebut kostum itu baju bola.
 |
Kakak Naufal dan Adek Nauzan
Jalan - Jalan sekaligus Olah Raga di Taman Kota BSD |
Jika baju bola itu
dipakainya untuk bermain sepak bola tentu saja tidak ada masalah, atau
tidak apa - apa juga kalau dia memakainya ketika kami pergi jalan -
jalan ke taman kota dan sekaligus berolah raga di sana. Tapi bagaimana
jika dia ingin tetap memakai baju itu untuk kunjungan hari raya ke rumah
saudara atau bahkan ketika menghadiri pesta pernikahan salah seorang
teman kantor papanya Naufal yang diadakan di gedung? Saya pikir ini
bukanlah hal yang tepat.
Kejadian
seperti itu tidak hanya berlangsung satu atau dua kali, tetapi sering
kali terjadi. Jadi kalau mau bepergian, seringnya kami bertengkar dulu
soal baju. Huuft...kadang
udah cape duluan sebelum berangkat.
Sebagai mamanya Naufal, saya berharap Naufal bisa mengikuti aturan -
aturan yang ada dalam hidup ini, tentu saja aturan tersebut harus
disesuaikan dengan usianya. Memang kisah ini "hanya" mengenai baju bola
dan itu terjadi saat usia Naufal masih kecil, tapi menurut saya ini
adalah hal yang penting karena kalau anak tidak dibiasakan sejak kecil
dan tidak dimulai dari hal - hal yang kecil, bukan tidak mungkin dia
tumbuh menjadi anak yang mau seenaknya saja.
Mengenalkan
aturan dan mengajarkan Naufal untuk mengikuti aturan menjadi tantangan
tersendiri buat saya dan suami. Ini bukanlah pekerjaan yang mudah karena
Naufal adalah anak yang sifatnya keras dan juga kritis. Belum lagi
tantangan dari pihak - pihak lain yang berbeda pendapat dengan saya.
Berbagai komentar saya terima ketika berusaha mengajarkan Naufal tentang
aturan, salah satu komentar itu adalah "Anaknya kan masih kecil, ya udah biarin aja..." Benar
juga, sih, orang tidak akan mempermasalahkan ketika seorang anak kecil
salah kostum untuk suatu acara. Tapi saya tetap pada prinsip yang tadi,
ingin mengajarkan anak untuk mengenal aturan mulai dari hal - hal yang
kecil dan dimulai sejak dini.
 |
Memakai Kostum Kesebelasan Kampung Halaman Kami,
Semen Padang |
Untuk
menjawab tantangan ini, saya berusaha mencari cara untuk bisa
berkomunikasi yang asyik dengan Naufal. Saya mencoba untuk terlibat
dalam kegiatan sepak bolanya, misalnya dengan mengantarkannya jika dia
ingin bermain sepak bola ke lapangan, menjadi teman ngobrolnya saat dia
bercerita tentang pemain - pemain bola yang dia sukai, ikut memberi
komentar tentang pertandingan bola yang ditontonnya kemarin, tak jarang
pula saya membeli dan memakai kostum bola yang sama dengan Naufal.
Untungnya dulu saya juga hobi nonton bola, jadi paling tidak, saya juga
tahu nama beberapa pemain bola dan sedikit mengerti
tentang permainan sepak bola
. Sepertinya Naufal senang karena saya juga
menyukai dan mengerti tentang hobinya. Wah, ternyata hobi saya
nonton bola ada manfaatnya juga saat sudah menjadi ibu - ibu seperti sekarang. Sedangkan untuk
menemani dan ikut bermain bola di lapangan, itu menjadi bagian papanya Naufal.
Seringnya
melakukan kegiatan bersama membuat komunikasi saya dan Naufal makin
lancar. Kami bercerita tentang banyak hal, salah satunya tentang baju
bola.
"Naufal suka banget ya, nak, pakai baju bola? Kok pakai baju bola nya hampir setiap hari dan kemana - mana maunya pakai baju bola?"
"Iya, dong, ma... Kan biar keren dan hebat seperti Messi dan Ronaldo."
"Lho, memangnya Messi dan Ronaldo pakai baju bola terus?"
"Ituu...coba aja mama lihat di Tv dan di koran, mereka pakai baju bola terus, kan?"
Waduh,
ternyata Naufal mengira Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo yang menjadi
pemain idolanya itu selalu pakai baju bola seperti yang dia lihat di Tv
dan koran. Anak - anak memang memahami sesuatu dari apa yang dilihat
dan didengarnya, jika informasi yang didapatkannya kurang lengkap bisa
jadi akan timbul pemahaman yang salah.
Hm...sepertinya saya harus
meluruskan pemahaman Naufal tentang hal ini. Lalu saya mencoba browsing
di internet untuk mencari foto para pemain tersebut ketika tidak sedang
bertanding dan tentunya tidak sedang memakai kostum kesebelasan mereka.
Foto tersebut kemudian saya perlihatkan kepada Naufal.
"Coba,
deh, Naufal lihat, ini foto Messi dan Ronaldo ketika tidak sedang main
bola, bajunya juga baju biasa kan, nak, bukan baju bola."
Naufal terdiam, sepertinya dia baru menyadari kalau ternyata Messi dan Ronaldo juga punya baju lain selain baju bola... hehehe.
Melihat
suasana yang cukup bersahabat ini, saya menawarkan kepada Naufal sebuah
kesepakatan tentang baju bola. Isi kesepakatan itu adalah bahwa baju
bola lengkap dengan atributnya hanya dipakai untuk bermain bola atau
kegiatan olah raga lainnya.
Untuk kegiatan bepergian yang tidak terlalu
resmi, atasannya boleh pakai baju bola, tapi bawahannya bukan celana bola, bisa pakai celana
jeans atau celana untuk bepergian yang terbuat dari bahan lain. Sedangkan kalau mau pergi ke acara yang
resmi, pakaiannya harus disesuaikan dengan acara tersebut.
"Kalau di rumah
gimana, ma? Boleh ga pakai baju bola?"
Seperti
biasa, akan selalu ada sanggahan atau pertanyaan dari Naufal yang
kadang - kadang sulit untuk dijawab. Setelah adu argumen dengan Naufal
akhirnya diputuskan baju bola boleh dipakai di rumah dengan catatan,
pakai baju bolanya tidak boleh setiap hari.
 |
Salah Satu Hasil Kesepakatan,
Baju Bola + Celana Jeans |
Butuh
waktu yang cukup lama juga sampai akhirnya Naufal mau menerima tawaran
ini. Bisa jadi dia akhirnya menerima karena merasa saya sudah berada di
pihak yang sama dengan dia sebagai sesama penggemar bola atau bisa juga
karena akhirnya dia tahu kalau ternyata pemain bola idolanya tidak
selalu pakai baju bola.
Pelaksanaan kesepakatan ini berjalan
penuh warna - warni, huru - hara dan banyak pelanggaran. Kalau ini
diumpamakan sebuah pertandingan sepak bola, mungkin sudah banyak kartu
kuning atau bahkan kartu merah yang bertaburan gara - gara pelanggaran
tersebut. Tapi setidaknya, Naufal sudah mulai belajar mengikuti aturan.
Alhamdulillah setelah 3 tahun menjalankan aturan ini, tidak ada lagi
keinginan Naufal untuk pergi lebaran atau
kondangan pakai baju bola.
Ini
adalah cerita dan cara saya. Tentunya para mama yang lain juga punya
cerita dan cara tersendiri dalam mendidik buah hatinya karena
Every Mom Has A Story.
Seorang mama merupakan seseorang yang punya peranan penting dalam
mendidik anaknya, tidak peduli apakah dia ibu bekerja atau pun ibu yang
tinggal di rumah. Kalau pun ada perbedaan pandangan dan pilihan, itu terjadi
karena kondisi masing - masing orang yang tidak sama.
Satu hal yang sama
dari seorang mama adalah dia ingin melakukan dan memberikan yang
terbaik untuk putera - puterinya. Jadi, dari pada sibuk mengomentari
apalagi menyalahkan orang yang berbeda pilihan dengan kita, lebih baik
berjuang saja untuk kebahagiaan anak kita masing - masing dan buat
cerita yang indah saat bersama mereka.
Stop Mom War and Be A Happy Mother.
'Tulisan ini diikutsertakan dalam GA Every Mom Has A Story #stopmomwar'