Keputusan juri adalah mutlak dan tidak bisa diganggu gugat. Juri memiliki wewenang mutlak dan keputusan juri tidak bisa diganggu gugat atas para pemenang. Kalimat-kalimat ini tentu sering kita jumpai dalam berbagai perlombaan. Tidak ada yang salah dengan kalimat ini karena sebenarnya hal ini
diperlukan untuk ketegasan penjurian dalam perlombaan tersebut. Tapi
bagaimana jika dalam keputusan hasil perlombaan tersebut ada hal-hal
yang tidak sesuai ketentuan? Apakah kita tetap tidak bisa mempertanyakan keputusannya?
Belum lama ini saya mendapatkan pengalaman yang menimbulkan pertanyaan dalam pikiran saya. Kejadiannya ketika saya mengikuti salah satu lomba
menulis yang diadakan oleh suatu instansi atau perusahaan yang cukup
besar. Hadiah utamanya pun lumayan mahal, sebuah benda dengan harga kurang lebih Rp. 10 juta. Wow. Dalam syarat dan ketentuan lomba ini disebutkan tentang peraturan
teknis dan peraturan artikel yang dilombakan. Ketentuan itu antara lain,
ada tema tulisan, kata kunci, back link ke website tertentu, jumlah kata minimal atau
maksimal dalam artikel, hal apa yang boleh dimasukkan dan tidak boleh dimasukkan ke dalam konten artikel, dan juga adanya aturan bahwa dalam artikel
tersebut harus memuat info tentang lomba itu sendiri. Beberapa peraturan
ini tentu sudah biasa kita temui dalam berbagai lomba menulis, baik lomba
dalam skala kecil atau pun lomba dalam skala besar.
Sebagai peserta lomba, saya dan juga penulis lain yang ikut tentu saja
berusaha mengikuti ketentuan-ketentuan tersebut karena dalam aturan
tersebut jelas-jelas disebutkan bahwa tulisan yang tidak memenuhi syarat
dan ketentuan di atas akan didiskualifikasi atau pun otomatis gugur.
Jadi, yang ada dalam pikiran saya adalah walaupun tulisan kita bagus,
tulisan itu tidak akan dinilai jika tidak mengikuti syarat dan ketentuan
lomba.
Tapi saya terkejut ketika melihat hasil pengumuman lomba karena sang
pemenang utama tidak memenuhi beberapa ketentuan lomba tersebut. Serta ada beberapa pemenang lain yang juga tidak memenuhi syarat dan ketentuan lomba. Sementara jika saya perhatikan, di antara para pemenang lainnya ada yang artikelnya juga bagus dan memenuhi syarat dan ketentuan lomba, kenapa bukan dia yang jadi pemenang utama?
Kalau soal isi tulisan dan gaya bahasa artikel yang menjadi pemenang, itu tidak menjadi masalah buat saya. Karena isi dan gaya tulisan yang akan dimenangkan tentu yang sesuai dengan keinginan dan tujuan pihak penyelenggara. Sering kita temukan bahwa ada artikel yang menurut kita bagus ternyata tidak menang dalam suatu perlombaan dan yang menang adalah artikel yang menurut kita biasa-biasa saja. Mungkin saja sudut pandang dan gaya bahasa sang pemenang sesuai dengan yang diharapkan juri. Tapi selama artikel yang menang tersebut memenuhi syarat dan ketentuan lomba, itu adalah hal yang biasa saja.
Kalau soal isi tulisan dan gaya bahasa artikel yang menjadi pemenang, itu tidak menjadi masalah buat saya. Karena isi dan gaya tulisan yang akan dimenangkan tentu yang sesuai dengan keinginan dan tujuan pihak penyelenggara. Sering kita temukan bahwa ada artikel yang menurut kita bagus ternyata tidak menang dalam suatu perlombaan dan yang menang adalah artikel yang menurut kita biasa-biasa saja. Mungkin saja sudut pandang dan gaya bahasa sang pemenang sesuai dengan yang diharapkan juri. Tapi selama artikel yang menang tersebut memenuhi syarat dan ketentuan lomba, itu adalah hal yang biasa saja.
Pertanyaan yang mengusik pikiran saya adalah lalu apa gunanya syarat dan ketentuan tersebut dicantumkan jika artikel yang tidak memenuhi syarat dan ketentuan tetap bisa memenangkan lomba? Saya sepakat dengan kalimat 'Juri memiliki wewenang mutlak dan keputusan juri tidak bisa diganggu gugat atas para pemenang', tapi tentunya berharap agar dalam menentukan keputusannya juri benar-benar memperhatikan syarat dan ketentuan yang mereka umumkan sendiri. Bagaimana para pembaca semua, apakah anda pernah mengalami kejadian seperti yang saya alami?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar