Jumat, 24 Oktober 2014

Naufal dan Baju Bolanya

Naufal Kecil dengan Baju Barca-nya
"Naufal perginya pakai baju bola ya, ma."

"Tapi kita kan mau lebaran ke rumah saudara, nak, bukannya mau ke lapangan bola."

"Biarin aja, pokoknya Naufal ga mau pakai baju yang lain, maunya tetap pakai baju bola!"

Perdebatan ini terjadi antara saya dan Naufal, putera sulung saya, ketika kami hendak pergi silaturahim ke rumah saudara pada Hari Raya Idul Fitri tiga tahun yang lalu. Saat itu Naufal masih berumur 4 tahun.

Dia memang sangat menyukai olah raga sepak bola, termasuk juga olah raga futsal, serta menyukai hal - hal yang berhubungan dengan olah raga tersebut. Salah satu kegemarannya adalah memakai kostum tim yang sedang dia sukai. Hampir di setiap kesempatan dia memakai kostum tersebut, Naufal menyebut kostum itu baju bola.

Kakak Naufal dan Adek Nauzan
Jalan - Jalan sekaligus Olah Raga di Taman Kota BSD
Jika baju bola itu dipakainya untuk bermain sepak bola tentu saja tidak ada masalah, atau tidak apa - apa juga kalau dia memakainya ketika kami pergi jalan - jalan ke taman kota dan sekaligus berolah raga di sana. Tapi bagaimana jika dia ingin tetap memakai baju itu untuk kunjungan hari raya ke rumah saudara atau bahkan ketika menghadiri pesta pernikahan salah seorang teman kantor papanya Naufal yang diadakan di gedung? Saya pikir ini bukanlah hal yang tepat.

Kejadian seperti itu tidak hanya berlangsung satu atau dua kali, tetapi sering kali terjadi. Jadi kalau mau bepergian, seringnya kami bertengkar dulu soal baju. Huuft...kadang udah cape duluan sebelum berangkat.

Sebagai mamanya Naufal, saya berharap Naufal bisa mengikuti aturan - aturan yang ada dalam hidup ini, tentu saja aturan tersebut harus disesuaikan dengan usianya. Memang kisah ini "hanya" mengenai baju bola dan itu terjadi saat usia Naufal masih kecil, tapi menurut saya ini adalah hal yang penting karena kalau anak tidak dibiasakan sejak kecil dan tidak dimulai dari hal - hal yang kecil, bukan tidak mungkin dia tumbuh menjadi anak yang mau seenaknya saja.

Mengenalkan aturan dan mengajarkan Naufal untuk mengikuti aturan menjadi tantangan tersendiri buat saya dan suami. Ini bukanlah pekerjaan yang mudah karena Naufal adalah anak yang sifatnya keras dan juga kritis. Belum lagi tantangan dari pihak - pihak lain yang berbeda pendapat dengan saya. Berbagai komentar saya terima ketika berusaha mengajarkan Naufal tentang aturan, salah satu komentar itu adalah "Anaknya kan masih kecil, ya udah biarin aja..."  Benar juga, sih, orang tidak akan mempermasalahkan ketika seorang anak kecil salah kostum untuk suatu acara. Tapi saya tetap pada prinsip yang tadi, ingin mengajarkan anak untuk mengenal aturan mulai dari hal - hal yang kecil dan dimulai sejak dini.

Memakai Kostum Kesebelasan Kampung Halaman Kami,
Semen Padang
Untuk menjawab tantangan ini, saya berusaha mencari cara untuk bisa berkomunikasi yang asyik dengan Naufal. Saya mencoba untuk terlibat dalam kegiatan sepak bolanya, misalnya dengan mengantarkannya jika dia ingin bermain sepak bola ke lapangan, menjadi teman ngobrolnya saat dia bercerita tentang pemain - pemain bola yang dia sukai, ikut memberi komentar tentang pertandingan bola yang ditontonnya kemarin, tak jarang pula saya membeli dan memakai kostum bola yang sama dengan Naufal.

Untungnya dulu saya juga hobi nonton bola, jadi paling tidak, saya juga tahu nama beberapa pemain bola dan sedikit mengerti tentang permainan sepak bola. Sepertinya Naufal senang karena saya juga menyukai dan mengerti tentang hobinya. Wah, ternyata hobi saya nonton bola ada manfaatnya juga saat sudah menjadi ibu - ibu seperti sekarang. Sedangkan untuk menemani dan ikut bermain bola di lapangan, itu menjadi bagian papanya Naufal.

Seringnya melakukan kegiatan bersama membuat komunikasi saya dan Naufal makin lancar. Kami bercerita tentang banyak hal, salah satunya tentang baju bola.

"Naufal suka banget ya, nak, pakai baju bola? Kok pakai baju bola nya hampir setiap hari dan kemana - mana maunya pakai baju bola?"

"Iya, dong, ma... Kan biar keren dan hebat seperti Messi dan Ronaldo."

"Lho, memangnya Messi dan Ronaldo pakai baju bola terus?"

"Ituu...coba aja mama lihat di Tv dan di koran, mereka pakai baju bola terus, kan?"

Waduh, ternyata Naufal mengira Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo yang menjadi pemain idolanya itu selalu pakai baju bola seperti yang dia lihat di Tv dan koran. Anak - anak memang memahami sesuatu dari apa yang dilihat dan didengarnya, jika informasi yang didapatkannya kurang lengkap bisa jadi akan timbul pemahaman yang salah.

Hm...sepertinya saya harus meluruskan pemahaman Naufal tentang hal ini. Lalu saya mencoba browsing di internet untuk mencari foto para pemain tersebut ketika tidak sedang bertanding dan tentunya tidak sedang memakai kostum kesebelasan mereka. Foto tersebut kemudian saya perlihatkan kepada Naufal.
"Coba, deh, Naufal lihat, ini foto Messi dan Ronaldo ketika tidak sedang main bola, bajunya juga baju biasa kan, nak, bukan baju bola."

Naufal terdiam, sepertinya dia baru menyadari kalau ternyata Messi dan Ronaldo juga punya baju lain selain baju bola... hehehe.

Melihat suasana yang cukup bersahabat ini, saya menawarkan kepada Naufal sebuah kesepakatan tentang baju bola. Isi kesepakatan itu adalah bahwa baju bola lengkap dengan atributnya hanya dipakai untuk bermain bola atau kegiatan olah raga lainnya.

Untuk kegiatan bepergian yang tidak terlalu resmi, atasannya boleh pakai baju bola, tapi bawahannya bukan celana bola, bisa pakai celana jeans atau celana untuk bepergian yang terbuat dari bahan lain. Sedangkan kalau mau pergi ke acara yang resmi, pakaiannya harus disesuaikan dengan acara tersebut.

"Kalau di rumah gimana, ma? Boleh ga pakai baju bola?"

Seperti biasa, akan selalu ada sanggahan atau pertanyaan dari Naufal yang kadang - kadang sulit untuk dijawab. Setelah adu argumen dengan Naufal akhirnya diputuskan baju bola boleh dipakai di rumah dengan catatan, pakai baju bolanya tidak boleh setiap hari.

Salah Satu Hasil Kesepakatan,
Baju Bola + Celana Jeans
Butuh waktu yang cukup lama juga sampai akhirnya Naufal mau menerima tawaran ini. Bisa jadi dia akhirnya menerima karena merasa saya sudah berada di pihak yang sama dengan dia sebagai sesama penggemar bola atau bisa juga karena akhirnya dia tahu kalau ternyata pemain bola idolanya tidak selalu pakai baju bola. 

Pelaksanaan kesepakatan ini berjalan penuh warna - warni, huru - hara dan banyak pelanggaran. Kalau ini diumpamakan sebuah pertandingan sepak bola, mungkin sudah banyak kartu kuning atau bahkan kartu merah yang bertaburan gara - gara pelanggaran tersebut. Tapi setidaknya, Naufal sudah mulai belajar mengikuti aturan. Alhamdulillah setelah 3 tahun menjalankan aturan ini, tidak ada lagi keinginan Naufal untuk pergi lebaran atau kondangan pakai baju bola.

Ini adalah cerita dan cara saya. Tentunya para mama yang lain juga punya cerita dan cara tersendiri dalam mendidik buah hatinya karena Every Mom Has A Story.

Seorang mama merupakan seseorang yang punya peranan penting dalam mendidik anaknya, tidak peduli apakah dia ibu bekerja atau pun ibu yang tinggal di rumah. Kalau pun ada perbedaan pandangan dan pilihan, itu terjadi karena kondisi masing - masing orang yang tidak sama.

Satu hal yang sama dari seorang mama adalah dia ingin melakukan dan memberikan yang terbaik untuk putera - puterinya. Jadi, dari pada sibuk mengomentari apalagi menyalahkan orang yang berbeda pilihan dengan kita, lebih baik berjuang saja untuk kebahagiaan anak kita masing - masing dan buat cerita yang indah saat bersama mereka. Stop Mom War and Be A Happy Mother.

'Tulisan ini diikutsertakan dalam GA Every Mom Has A Story #stopmomwar'